Indonesia, Jambiekspose.net -- Dikutip dari (Montt/Harianhaluan), TIGA kota di Sumbar masuk dalam 10 besar Kota Intoleran di Indonesia versi SETARA Institute.
Daftar kota paling toleran dan intoleran ini dirilis SETARA Institute dalam Laporan Indeks Kota Toleran (iKT) 2021.
Riset ini dilakukan untuk mengetahui kondisi intoleransi dan toleransi dari 94 kota di seluruh Indonesia.
SETARA Institute berusaha memberikan baseline dan status kinerja pemerintah kota dalam mengelola kerukunan, toleransi, wawancara kebangsaan dan inklusi.
Hasil pantauan HarianHaluan.com pada Jumat 1 April 2022 dalam sebuah unggahan akun Instagram @asumsico memperlihatkan 10 Kota Intoleran dan 10 Kota Toleran di Indonesia.
Dari 10 Kota Intoleran versi SETARA Institute ini, 3 diantaranya merupakan kota di Sumbar yaitu Pariaman, Padang Panjang, dan Padang.
Pariaman berada di peringkat empat Kota Intoleran di Indonesia dengan jumlah skor 4.233.
Kemudian juga ada Kota Padang Panjang dan Kota Padang diurutan tujuh dan delapan dengan masing-masing memperoleh skor 4,440 untuk Kota Padang Panjang dan 4,460 untuk Kota Padang.
Sementara itu, untuk urutan pertama sebagai Kota Intoleran diberikan kepada Kota Depok di Jawa Barat yang dalam indeks kota intoleran hasil riset Setara Institute tahun 2021 berada pada skor 3,577.
Selain mengenai produk hukum, kepemimpinan politik kota Depok dianggap tidak mempromosikan toleransi.
SETARA Institute berusaha memberikan baseline dan status kinerja pemerintah kota dalam mengelola kerukunan, toleransi, wawancara kebangsaan dan inklusi.
SETARA Institute for Democracy and Peace adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang berbasis di Indonesia yang melakukan penelitian dan advokasi tentang demokrasi, kebebasan politik dan hak asasi manusia.
SETARA Institute juga merupakan organisasi penelitian dengan penelitian intinya yang berfokus pada menjawab kebutuhan aktual masyarakat.
Lembaga ini dibentuk pada tahun 2005, sebagai respons terhadap maraknya fenomena fundamentalisme, diskriminasi dan kekerasan atas nama agama dan moralitas di banyak bidang yang mengancam pluralisme dan hak asasi manusia di Indonesia.
SETARA Institute bekerja di ruang sekuler (hukum berbasis hak asasi manusia dan konstitusi) dan tidak melakukan penelitian yang menembus ke teologi agama.
SETARA Institute adalah perintis pembela kebebasan beragama di Indonesia dan organisasi ini mempromosikan kebebasan sipil dan perubahan kebijakan untuk mendorong pluralisme dan hak asasi manusia.
- (Montt/Harianhaluan).