Foto Inro, Kepala Perwakilan Provinsi Jambi Memberikan Kenang-kenangan Pada Gubernur Jambi.
Jambi, Jambiekspose.net-- Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi menggelar kegiatan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2019 dengan mengambil tema Sinergi, transformasi, dan Inovasi Indonesia Maju.
Hal ini ditandai dengan dibuka secara resmi oleh Gubernur Jambi, Fachrori Umar Rabu(12/12/2019) Hotel BW LUXURY.
Turut mendampingi Wakil Walikota Jambi, DR.dr.H. Maulana, Kepala Perwakilan BI Jambi, Bayu Martanto, Kepala Perwakilan OJK Endang Suryadi, Dirut Bank Jambi, M.Yani.
Dikatakan oleh Fachrori Umar, Pemerintah Provinsi Jambi selalu menyambut serta program kerja dari Pemerintah pusat dalam memajukan akan ekonomi khususnya di kalangan perbankan.
"Setiap kita juga harus berinovasi guna melakukan transformasi ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan sektor tersier,"jelasnya.
Pada pertemuan tahunan bank Indonesia ini mengharapkan agar bisa menghasilkan saran atau rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti oleh di lingkungan pemerintahan provinsi Jambi.
"sebagaimana kita ketahui bahwa ekonomi Provinsi Jambi triwulan ke-3 tahun 2019 tumbuh 4,54% dan Sisi produksi pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi berasal dari perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 8,5%,"ujarnya.
sementara dari sisi pengeluaran terutama didorong oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang tumbuh sebesar 22,54%.
Namun bahwa struktur ekonomi Provinsi Jambi pada periode yang sama masih didominasi pada sektor pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB yakni sebesar 28, 10% diikuti oleh pertambangan dan penggalian sebesar 17,58%.
pada kelompok primer tersebut membutuhkan pemikiran bersama mulai dari pihak pemerintah pihak perbankan investor untuk menumbuhkan dilintasi industri yang berbasis pertanian.
jika industri hasil pertanian berkembang secara bertahap, perekonomian Provinsi Jambi akan melakukan Transformasi dari sektor pada kelompok primer ke sektor pada kelompok sekunder.
pertumbuhan ekonomi pada triwulan ketiga tahun 2019 terutama akan bersumber dari kinerja sektor pertanian didorong oleh adanya permintaan komoditas perkebunan, konsumsi dan diperkirakan meningkat.
sehingga mendukung perbaikan kinerja komoditas kelapa sawit sementara perbatasan kuota ekspor karet oleh negara produsen akan mendukung di perbankan internasional dan di tingkat lokal pada bulan November 2019.
"kota Jambi mengalami inflasi sebesar 0,6% dan kota sebesar 0,1% indeks harga konsumen Jambi sebesar 135,76 dan indeks harga konsumen tercatat sebesar 136,01 di kota Jambi dan masing-masing terjadi pada empat kelompok pengeluaran barang dan jasa karena adanya penurunan indeks harga konsumen pada tahun 2019 bersumber dari kelompok bahan makanan,"ucapnya.
kelompok biaya pendidikan seiring masuknya tahun ajaran baru secara keseluruhan inflasi tahun 2019 diperkirakan berada pada kisaran 30 sampai 3, 50% tekanan inflasi tentang kenaikan harga angkutan udara dan bahan makanan terutama saat periode hari besar keagamaan agama dan libur panjang akibat tingginya permintaan.
Ditambahkan oleh Bayu Martanto, kegiatan pertemuan tahunan yang diselenggarakan oleh perwakilan bank Indonesia Jambi mengambil tema “Sinergi, Transformasi, dan Inovasi Menuju Indonesia Maju”.
Ekonomi global sepanjang tahun 2019 semakin tidak ramah, perang dagang meluas, mencirikan turunnya globalisasi. Pada saat yang sama, digitalisasi ekonomi dan keuangan berkembang pesat disertai berbagai sisi manfaat dan risikonya.
Bank Indonesia memandang setidaknya ada 5 (lima) hal penting yang perlu kita cermati.
Pertama, pertumbuhan ekonomi dunia menurun drastis pada tahun 2019 dan kemungkinan belum pulih pada 2020. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia melambat menjadi hanya 3,0% pada 2019, kemudian sedikit meningkat pada tahun 2020.
Kedua, kebijakan moneter belum tentu selalu efektif mengatasi dampak perang dagang jika hanya bekerja sendiri. Penurunan suku bunga dan injeksi likuiditas di banyak negara belum mampu menyelamatkan ekonomi dunia.
Ketiga, volatilitas arus modal asing dan nilai tukar di pasar keuangan global berlanjut. Indonesia perlu menjaga imbal hasil suku bunga serta sentimen positif atas kredibilitas kebijakan dan prospek ekonomi Indonesia.
Keempat, digitalisasi ekonomi dan keuangan meningkat pesat. Teknologi digital telah merombak berbagai bidang termasuk keuangan. Investasi teknologi digital telah mendorong konsentrasi usaha dan memunculkan sejumlah perusahaan raksasa dunia yang disebut big tech.
Kelima, teknologi digital juga merubah perilaku manusia, baik sebagai konsumen maupun tenaga kerja. Seiring dengan semakin besarnya populasi milenial, konsumen menuntut produk yang murah, cepat dan sesuai selera.
Perubahan perilaku ini menuntut perubahan model bisnis dan upgrading skill tenaga kerja.
Bapak Gubernur dan hadirin yang kami muliakan
Menghadapi tantangan penurunan globalisasi dan peningkatan digitalisasi, kami memandang Sinergi, Transformasi dan Inovasi adalah tiga kunci penting untuk memperkuat ketahanan dan pertumbuhan ekonomi ke depan.
Sinergi bauran kebijakan makroekonomi dan sistem keuangan antara Pemerintah, Bank Indonesia, OJK dan LPS terus diperkuat untuk ketahanan ekonomi nasional. Bauran kebijakan diarahkan untuk menjaga inflasi rendah, nilai tukar Rupiah stabil, defisit transaksi berjalan terkendali, defisit fiskal aman dan stabilitas sistem keuangan terjaga sekaligus turut mendorong momentum pertumbuhan.
"Prospek ekonomi Provinsi Jambi tahun 2020 diperkirakan membaik ditengah berbagai tantangan. Permintaan komoditas kelapa sawit diestimasi menguat seiring meningkatnya kebutuhan minyak nabati dunia dan domestik terkait penerapan kebijakan B30 mulai Januari 2020 dan B50 pada akhir tahun 2020,"ujarnya.
Sementara, kinerja lapangan usaha pertambangan akan tumbuh moderat sejalan dengan tren global yang mengarah pada penggunaan bahan bakar ramah lingkungan.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi daerah terutama akan bersumber dari kinerja konsumsi rumah tangga dan ekspor.
"Ke depan, kami perkirakan ekonomi daerah masih menghadapi risiko kerentanan berhubung struktur ekonomi daerah yang berbasis pada komoditas pertanian dan pertambangan yang cenderung rentan terhadap perubahan faktor eksternal,"katanya. (Inro).
Jambi, Jambiekspose.net-- Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi menggelar kegiatan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2019 dengan mengambil tema Sinergi, transformasi, dan Inovasi Indonesia Maju.
Hal ini ditandai dengan dibuka secara resmi oleh Gubernur Jambi, Fachrori Umar Rabu(12/12/2019) Hotel BW LUXURY.
Turut mendampingi Wakil Walikota Jambi, DR.dr.H. Maulana, Kepala Perwakilan BI Jambi, Bayu Martanto, Kepala Perwakilan OJK Endang Suryadi, Dirut Bank Jambi, M.Yani.
Dikatakan oleh Fachrori Umar, Pemerintah Provinsi Jambi selalu menyambut serta program kerja dari Pemerintah pusat dalam memajukan akan ekonomi khususnya di kalangan perbankan.
"Setiap kita juga harus berinovasi guna melakukan transformasi ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan sektor tersier,"jelasnya.
Pada pertemuan tahunan bank Indonesia ini mengharapkan agar bisa menghasilkan saran atau rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti oleh di lingkungan pemerintahan provinsi Jambi.
"sebagaimana kita ketahui bahwa ekonomi Provinsi Jambi triwulan ke-3 tahun 2019 tumbuh 4,54% dan Sisi produksi pertumbuhan didorong oleh semua lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi berasal dari perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 8,5%,"ujarnya.
sementara dari sisi pengeluaran terutama didorong oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang tumbuh sebesar 22,54%.
Namun bahwa struktur ekonomi Provinsi Jambi pada periode yang sama masih didominasi pada sektor pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB yakni sebesar 28, 10% diikuti oleh pertambangan dan penggalian sebesar 17,58%.
pada kelompok primer tersebut membutuhkan pemikiran bersama mulai dari pihak pemerintah pihak perbankan investor untuk menumbuhkan dilintasi industri yang berbasis pertanian.
jika industri hasil pertanian berkembang secara bertahap, perekonomian Provinsi Jambi akan melakukan Transformasi dari sektor pada kelompok primer ke sektor pada kelompok sekunder.
pertumbuhan ekonomi pada triwulan ketiga tahun 2019 terutama akan bersumber dari kinerja sektor pertanian didorong oleh adanya permintaan komoditas perkebunan, konsumsi dan diperkirakan meningkat.
sehingga mendukung perbaikan kinerja komoditas kelapa sawit sementara perbatasan kuota ekspor karet oleh negara produsen akan mendukung di perbankan internasional dan di tingkat lokal pada bulan November 2019.
"kota Jambi mengalami inflasi sebesar 0,6% dan kota sebesar 0,1% indeks harga konsumen Jambi sebesar 135,76 dan indeks harga konsumen tercatat sebesar 136,01 di kota Jambi dan masing-masing terjadi pada empat kelompok pengeluaran barang dan jasa karena adanya penurunan indeks harga konsumen pada tahun 2019 bersumber dari kelompok bahan makanan,"ucapnya.
kelompok biaya pendidikan seiring masuknya tahun ajaran baru secara keseluruhan inflasi tahun 2019 diperkirakan berada pada kisaran 30 sampai 3, 50% tekanan inflasi tentang kenaikan harga angkutan udara dan bahan makanan terutama saat periode hari besar keagamaan agama dan libur panjang akibat tingginya permintaan.
Ditambahkan oleh Bayu Martanto, kegiatan pertemuan tahunan yang diselenggarakan oleh perwakilan bank Indonesia Jambi mengambil tema “Sinergi, Transformasi, dan Inovasi Menuju Indonesia Maju”.
Ekonomi global sepanjang tahun 2019 semakin tidak ramah, perang dagang meluas, mencirikan turunnya globalisasi. Pada saat yang sama, digitalisasi ekonomi dan keuangan berkembang pesat disertai berbagai sisi manfaat dan risikonya.
Bank Indonesia memandang setidaknya ada 5 (lima) hal penting yang perlu kita cermati.
Pertama, pertumbuhan ekonomi dunia menurun drastis pada tahun 2019 dan kemungkinan belum pulih pada 2020. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia melambat menjadi hanya 3,0% pada 2019, kemudian sedikit meningkat pada tahun 2020.
Kedua, kebijakan moneter belum tentu selalu efektif mengatasi dampak perang dagang jika hanya bekerja sendiri. Penurunan suku bunga dan injeksi likuiditas di banyak negara belum mampu menyelamatkan ekonomi dunia.
Ketiga, volatilitas arus modal asing dan nilai tukar di pasar keuangan global berlanjut. Indonesia perlu menjaga imbal hasil suku bunga serta sentimen positif atas kredibilitas kebijakan dan prospek ekonomi Indonesia.
Keempat, digitalisasi ekonomi dan keuangan meningkat pesat. Teknologi digital telah merombak berbagai bidang termasuk keuangan. Investasi teknologi digital telah mendorong konsentrasi usaha dan memunculkan sejumlah perusahaan raksasa dunia yang disebut big tech.
Kelima, teknologi digital juga merubah perilaku manusia, baik sebagai konsumen maupun tenaga kerja. Seiring dengan semakin besarnya populasi milenial, konsumen menuntut produk yang murah, cepat dan sesuai selera.
Perubahan perilaku ini menuntut perubahan model bisnis dan upgrading skill tenaga kerja.
Bapak Gubernur dan hadirin yang kami muliakan
Menghadapi tantangan penurunan globalisasi dan peningkatan digitalisasi, kami memandang Sinergi, Transformasi dan Inovasi adalah tiga kunci penting untuk memperkuat ketahanan dan pertumbuhan ekonomi ke depan.
Sinergi bauran kebijakan makroekonomi dan sistem keuangan antara Pemerintah, Bank Indonesia, OJK dan LPS terus diperkuat untuk ketahanan ekonomi nasional. Bauran kebijakan diarahkan untuk menjaga inflasi rendah, nilai tukar Rupiah stabil, defisit transaksi berjalan terkendali, defisit fiskal aman dan stabilitas sistem keuangan terjaga sekaligus turut mendorong momentum pertumbuhan.
"Prospek ekonomi Provinsi Jambi tahun 2020 diperkirakan membaik ditengah berbagai tantangan. Permintaan komoditas kelapa sawit diestimasi menguat seiring meningkatnya kebutuhan minyak nabati dunia dan domestik terkait penerapan kebijakan B30 mulai Januari 2020 dan B50 pada akhir tahun 2020,"ujarnya.
Sementara, kinerja lapangan usaha pertambangan akan tumbuh moderat sejalan dengan tren global yang mengarah pada penggunaan bahan bakar ramah lingkungan.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi daerah terutama akan bersumber dari kinerja konsumsi rumah tangga dan ekspor.
"Ke depan, kami perkirakan ekonomi daerah masih menghadapi risiko kerentanan berhubung struktur ekonomi daerah yang berbasis pada komoditas pertanian dan pertambangan yang cenderung rentan terhadap perubahan faktor eksternal,"katanya. (Inro).