-->

BREAKING NEWS

Direktur  Mobilisasi  Sumber  Daya  Sektoral  Dan  Regional Direktur Jenderal  Pengendalian  Perubahan Iklim Kementerian  Lingkungan  Hidup Dan  Kehutanan RI Buka FGD Program Unggulan BIOCF-ISFL

Direktur  Mobilisasi  Sumber  Daya  Sektoral  Dan  Regional Direktur Jenderal  Pengendalian  Perubahan Iklim Kementerian  Lingkungan  Hidup Dan  Kehutanan RI Buka FGD Program Unggulan BIOCF-ISFL

Foto Inro, Direktur  Mobilisasi  Sumber  Daya  Sektoral  Dan  Regional Direktur Jenderal  Pengendalian  Perubahan Iklim Kementerian  Lingkungan  Hidup Dan  Kehutanan RI FGD Pengembangan Komoditas Unggulan Program BIOCF ISFL Berikan Keterangan Pers.

Jambi, Jambiekspose.net-- Mobilisasi  Sumber  Daya  Sektoral  Dan  Regional
Direktur Jenderal  Pengendalian  Perubahan Iklim
Kementerian  Lingkungan  Hidup Dan  Kehutanan RI Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Komoditas Unggulan dalam Pelaksanaan Program BioCF ISFL.

Hal ini ditandai dengan dibukanya secara resmi oleh Direktur  Mobilisasi  Sumber  Daya  Sektoral  Dan  Regional Direktur Jenderal  Pengendalian  Perubahan Iklim Kementerian  Lingkungan  Hidup Dan  Kehutanan RI, Dr. Wahyu Marjaka, M.Eng
Rabu(22/05/2019) Hotel Aston Kota Jambi. Turut mendampingi Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Ahmad Bastari.

Dikatakan oleh Dr. Wahyu Marjaka, M.Eng, bahwa Provinsi Jambi bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menyiapkan diri untuk melaksanakan program BioCarbon Fund plus-Initiative for Sustainable Forest Landscape (BioCF ISFL).

"BIOCF-ISFL suatu program fasilitas multilateral yang didukung oleh pemerintah negara donor dan dikelola oleh World Bank. Tujuan program tersebut adalah untuk mempromosikan  dan memberikan penghargaan terhadap penurunan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan sekuestrasi melalui pengelolaan lahan yang lebih baik termasuk REDD+, climate smart agriculture, dan smarter land use planning and policies, "jelasnya.

Melalui program ini diharapkan Indonesia, khususnya Provinsi Jambi dapat mengimplementasikan REDD+ secara penuh.
Konsep dari program ini adalah bagaimana mengelola ekspansi pertanian dan pengunaan lahan lainnya untuk meminimalisir kehilangan hutan dan emisi gas rumah kaca.

"Melalui program ini akan dilakukan identifikasi potensi dan mempromosikan climate-smart agricultural dan low-carbon land-use practices  di Provinsi Jambi. Seringkali deforestasi yang terjadi di dorong adanya ekspansi dari kegiatan pertanian maupun perkebunan yang tidak mempertimbangkan emisi gas rumah kaca,"terangnya.

Untuk itu, melalui pendekatan landscape  pada tingkat yuridiksi provinsi, program Initiative for Sustainable Forest Landscape diharapkan memberikan dampak yang signifikan dan dapat mentransformasi area pedesaan yang terdegradasi atau berpotensi terdegradasi menjadi wilayah yang berkelnjautan melalui perlindungan hutan, restorasi lahan terdegradasi, peningkatan produktivitas pertanian dan melalui perbaikan livelihood dan lingkungan lokal.

Program ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah implementasi strategi pembangunan yang bersifat climate-smart, equitable, pada skala yang produktif dan profitable serta fokus pada dampak positif terhadap lingkungan, sosial maupun ekonomi. Pendekatan ini dapat meliputi: penerapan pertanian yang berkelanjutan, penerapan skema agroforestry, assisted natural regeneration, ataupun program-program  yang dapat berfokus pada global commodity supply chains  (atau yang mendorong produksi domestik yang berkelanjutan beserta pasarnya).

"Saat ini sampai dengan tahun 2019, kita berada pada fase pertama pada program ini, yaitu fase preparation activities sebelum menuju 2 (dua) fase lainnya yaitu fase kedua yaitu pre investement dan fase tiga yaitu result based payment. Dalam waktu kurang dari 1 (satu) tahun ini, kita dituntut untuk menyiapkan dokumen program yang kita sebut Emission Reduction Project Document (ERPD,"urainya.

Sektor pertanian dan perkebunan adalah sektor unggulan dalam kontribusinya terhadap produk-produk domestik yang dihasilkan oleh Provinsi Jambi. Berdasarkan analisa yang dilakukan, driver dari emisi gas rumah kaca di Provinsi Jambi sebagian besar berhubungan dengan pertanian dan kehutanan.

Ekpansi komoditas pertanian dan perkebunan pada akhir-akhir ini menghasilkan perubahan tutupan lahan dan mendorong penurunan kualitas sumberdaya alam.
Pencegahan dari kerusakan lebih lanjut yang dikombinasikan dengan restorasi dan praktek pembangunan berkelanjutan di pertanian dan agroforestry akan menjadi basis untuk kegiatan-kegiatan dalam BioCF ISFL.